Bagaimana Memulai
Dalam buku Menjadi Wartawan Hebat, pada bagian bahasan “Menjadi Kaya dengan Menulis” (halaman 65-75), yang saya tulis dan tandas dalam waktu empat bulan, saya menekankan bagaimana seorang penulis itu harus sensitif dan reaktif, serta peduli.
Tanpa sikap demikian, Anda telat terus untuk memulai. Sensitif, jika Anda membaca suatu tulisan dan tulisan itu tentang persoalan yang Anda minanti di media massa, kenapa tidak mencoba memberikan tanggapan atas tulisan tersebut. Anda pasti berbeda pendapat, gagasan, sehingga tulisan orang yang Anda baca perlu ditanggapi. Bisa juga Anda merespon pernyataan pejabat daerah/pejabat negara. Karena itu Anda mesti menulis.
Reaktif, ya, ketika Anda tersengat dengan suatu persoalan/bacaan (bisa saja berita, suatu kasus di suatu daerah), misalnya tertinggi kasus kematian ibu melahirkan dan bayi di Papua, saya menulis laporan itu di Kompas, mestinya Anda mencari akar persoalannya dan menawarkan solusi. Siapa tahu gagasan Anda sebagai dokter yang penulis atau antropolog yang menulis bisa mencerahkan.
Atau, kalau Anda seorang dokter yang bertugas di pedalaman Papua atau Mentawai, Anda bisa menulis berdasarkan pengalaman Anda, yang tentu amat berguna bagi orang banyak (pembaca). Misalnya, kenapa dan ada apa dengan tingginya kasus kaki gajah di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Ada kasus unik, misalnya, kenapa masyarakat asli Mentawai memotong (memapat) dan meruncingkan giginya. Kenapa masyarakat papua gemar makan pinang muda dengan kapur sirih, bagaimana tinjauan kesehatannya? Sekecil apa pun pengalaman empirik Anda, kalau ditulis akan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Lalu sikap peduli. Banyak persoalan di sekitar Anda, yang menuntut Anda sebagai makhluk sosial dan punya tanggung jawab sosial dan moral untuk peduli. Turut memikirkan bagaimana masyarakat sekitar Anda bisa lebih baik pendidikannya, kesehatannya, kesejahteraannya, dan sebagainya. Kepedulian Anda tentu dengan menuliskan problema yang dialami masyarakat dan masukan apa yang bisa Anda berikan untuk pemerintah.
Di luar itu, Anda perlu peduli dengan hari-hari penting tertentu setiap bulan. Misalnya Hari Kesehatan Sedunia, 7 Maret. Hari Kesehatan Nasional, 12 November, Hari HIV/AIDS bulan Desember. Ada Hari TBC, dan banyak hari-hari penting lainnya. Dalam rangka itu, sepekan sebelum Anda mulailah menulis tentang itu dengan informasi terkini dan gagasan terbaru, mungkin disesuaikan dengan kearifan budaya setempat (suatu daerah). Dengan cara begini, tulisan Anda akan punya warna lain, sehingga mendapat prioritas untuk dimuat.
Dalam menulis, Anda bisa menjadi seorang spesialis, yang sesuai dengan kompetensi Anda. Namun, Anda bisa juga menjadi seorang penulis generalis, punya minat yang luas. Asal topik atau tema tulisan yang Anda tulis, Anda kuasai.
Tulisan bisa menyangkut minat/hobi tertentu atau pengalaman pribadi. Mungkin Anda menulis tentang suatu daerah/obyek wisata. Menulis pertunjukkan seni musik, teater, ballet, wayang, dan atau pameran lukisan, peragan busana, dan atau suatu kesenian tradisional yang terancam punah, dan banyak hal lainnya. Untuk hal-hal seperti minat khusus ini, tulisan Anda mesti disertai sejumlah foto-foto pendukung.
Dalam menulis, persoalan teknis juga tak kalah penting, di samping ide dan gagasan itu sendiri. Ketika Anda membaca suatu tulisan orang lain di media massa, mungkin Anda berkesimpulan, tulisannya sulit dipahami dan atau tulisannya membuat persoalan menjadi jernih. Duduk masalahnya dan bernas solusinya.
Nah, dalam menulis, Anda juga harus berupaya ke arah itu, yakni bagaimana Anda tulisan Anda bisa menjernihkan suatu persoalan yang aktual di masyarakat. Enak dibaca, mencerahkan, mencerdaskan, dan bermakna.
Itu artinya, Anda jangan mengulang ide-ide orang lain yang pernah ditulis. Anda harus memiliki gagasan-gagasa baru, bernas, dan cerdas. Pada sebuat tulisan artikel atau opini ada informasi, ada fakta-fakta dan dilengkapi dengan opini, ide, konsep, dan gagasan. Porsi setiap fakta, informasi, dan setiap ide harus disesuaikan dengan fngsi fakta, informasi, ide, atau pemikiran itu. Jangan ada yang melebihi takaran yang pantas dalam struktur atau desain tulisan yang Anda buat.(bersambung)
Dalam buku Menjadi Wartawan Hebat, pada bagian bahasan “Menjadi Kaya dengan Menulis” (halaman 65-75), yang saya tulis dan tandas dalam waktu empat bulan, saya menekankan bagaimana seorang penulis itu harus sensitif dan reaktif, serta peduli.
Tanpa sikap demikian, Anda telat terus untuk memulai. Sensitif, jika Anda membaca suatu tulisan dan tulisan itu tentang persoalan yang Anda minanti di media massa, kenapa tidak mencoba memberikan tanggapan atas tulisan tersebut. Anda pasti berbeda pendapat, gagasan, sehingga tulisan orang yang Anda baca perlu ditanggapi. Bisa juga Anda merespon pernyataan pejabat daerah/pejabat negara. Karena itu Anda mesti menulis.
Reaktif, ya, ketika Anda tersengat dengan suatu persoalan/bacaan (bisa saja berita, suatu kasus di suatu daerah), misalnya tertinggi kasus kematian ibu melahirkan dan bayi di Papua, saya menulis laporan itu di Kompas, mestinya Anda mencari akar persoalannya dan menawarkan solusi. Siapa tahu gagasan Anda sebagai dokter yang penulis atau antropolog yang menulis bisa mencerahkan.
Atau, kalau Anda seorang dokter yang bertugas di pedalaman Papua atau Mentawai, Anda bisa menulis berdasarkan pengalaman Anda, yang tentu amat berguna bagi orang banyak (pembaca). Misalnya, kenapa dan ada apa dengan tingginya kasus kaki gajah di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Ada kasus unik, misalnya, kenapa masyarakat asli Mentawai memotong (memapat) dan meruncingkan giginya. Kenapa masyarakat papua gemar makan pinang muda dengan kapur sirih, bagaimana tinjauan kesehatannya? Sekecil apa pun pengalaman empirik Anda, kalau ditulis akan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Lalu sikap peduli. Banyak persoalan di sekitar Anda, yang menuntut Anda sebagai makhluk sosial dan punya tanggung jawab sosial dan moral untuk peduli. Turut memikirkan bagaimana masyarakat sekitar Anda bisa lebih baik pendidikannya, kesehatannya, kesejahteraannya, dan sebagainya. Kepedulian Anda tentu dengan menuliskan problema yang dialami masyarakat dan masukan apa yang bisa Anda berikan untuk pemerintah.
Di luar itu, Anda perlu peduli dengan hari-hari penting tertentu setiap bulan. Misalnya Hari Kesehatan Sedunia, 7 Maret. Hari Kesehatan Nasional, 12 November, Hari HIV/AIDS bulan Desember. Ada Hari TBC, dan banyak hari-hari penting lainnya. Dalam rangka itu, sepekan sebelum Anda mulailah menulis tentang itu dengan informasi terkini dan gagasan terbaru, mungkin disesuaikan dengan kearifan budaya setempat (suatu daerah). Dengan cara begini, tulisan Anda akan punya warna lain, sehingga mendapat prioritas untuk dimuat.
Dalam menulis, Anda bisa menjadi seorang spesialis, yang sesuai dengan kompetensi Anda. Namun, Anda bisa juga menjadi seorang penulis generalis, punya minat yang luas. Asal topik atau tema tulisan yang Anda tulis, Anda kuasai.
Tulisan bisa menyangkut minat/hobi tertentu atau pengalaman pribadi. Mungkin Anda menulis tentang suatu daerah/obyek wisata. Menulis pertunjukkan seni musik, teater, ballet, wayang, dan atau pameran lukisan, peragan busana, dan atau suatu kesenian tradisional yang terancam punah, dan banyak hal lainnya. Untuk hal-hal seperti minat khusus ini, tulisan Anda mesti disertai sejumlah foto-foto pendukung.
Dalam menulis, persoalan teknis juga tak kalah penting, di samping ide dan gagasan itu sendiri. Ketika Anda membaca suatu tulisan orang lain di media massa, mungkin Anda berkesimpulan, tulisannya sulit dipahami dan atau tulisannya membuat persoalan menjadi jernih. Duduk masalahnya dan bernas solusinya.
Nah, dalam menulis, Anda juga harus berupaya ke arah itu, yakni bagaimana Anda tulisan Anda bisa menjernihkan suatu persoalan yang aktual di masyarakat. Enak dibaca, mencerahkan, mencerdaskan, dan bermakna.
Itu artinya, Anda jangan mengulang ide-ide orang lain yang pernah ditulis. Anda harus memiliki gagasan-gagasa baru, bernas, dan cerdas. Pada sebuat tulisan artikel atau opini ada informasi, ada fakta-fakta dan dilengkapi dengan opini, ide, konsep, dan gagasan. Porsi setiap fakta, informasi, dan setiap ide harus disesuaikan dengan fngsi fakta, informasi, ide, atau pemikiran itu. Jangan ada yang melebihi takaran yang pantas dalam struktur atau desain tulisan yang Anda buat.(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar